tobat maksiatyang terkadang sering luput dari pandangan setiap manusia karena sering merasa menjadi manusia yang suci

Dikisahkan dahulu pernah Manshour bin Ammar

berkata bahwa ia memepunyai teman yang gemar sekali berbuat maksiat, suatu ketika ia bertaubat dan aku melihatnya mulai melakukan segala wujud ibadah, ia mulai gemar shalat berjamaah dimasjid dan sering aku melihatnya sering melakukan shalat malam yakni shalat tahajjud.

Namun suatu hari aku tidak melihatnya berada dimasjid

akupun penasaran ada apa dengannya ?
Apakah mungkin ia sedang sakit ?
kemudian akupun berkunjung kerumahnya untuk menjenguk karena ingin mengetahui bagaimana kabarnya?
Apakah mungkin ia sedang sakit.?
Lantas akupun kerumhanya dan datanglah  putrinya menemuiku,ia pun berkata"ingin bertemu dengan siapa engkau?
Aku menjawab " Ayahmu, apakah ayahmu ada dirumah ".

Maka iapun mengijinkanku untuk masuk , aku masuk kedalam rumahnya dan melihat ayahnya berada diruang tengah dalam keadaan berbaring diatas kasurnya. Nampak sekali terlihat diwajahnya pujat dan hitam, kedua matanya mencucurkan air mata , dan bibirnya nampak tebal dan membiru.

Dalam keadaan khawatir, akupun bertanya kepadanya "wahai saudaraku, perbanyaknya mengucapkan kalimat la ilaaha illallaah!" aku pun mengulangi ucapakanku sebanyak tiga kali.

Ia membuka kedua matanya ,lalu berkata kepadaku "Wahai saudaraku Manshour!Sesungguhnya kalimat ini telah tertutup antara aku denganNYA".Akupun berkata “Laa haula walaa quwwata ilia billahil ‘aliyyil ‘azhiim (Tiada daya dan kekuatan selain milik Allah yang Maha Tinggi lagi Mulia).

Wahai saudaraku, di manakah kebaikan shalat, puasa, dan tahajjud yang sering sekali kamu lakukan itu?”.
Ia pun menjawab "Aku melakukan semua itu bukan karena Allah. Semua yang engkau saksikan selama ini semua hanya kebohongan semata.
Taubatku hanya sebuah KEBOHONGAN belaka, aku melakukan semua itu karena aku ingin dipandang oleh semua orang bahwa aku ini orang yang ahli ibadah, sungguh aku ini telah RIYA(beribadah hanya ingin dipandang oleh orang lain)

Pada saat aku sendirian, aku mengunci pintu dan tidak peduli lagi dengan rasa malu, aku minum minuman keras tanpa rasa malu kepada Allah, aku memperlihatkan kemaskiatan ku kapada Allah,
ku lakukan perbuatan itu cukup lama hingga akhirnya akupun jatuh sakit dan sangat dengan kematian.

Aku berkata kepada puteriku: ‘Wahai putriku tolong ambilkanlah aku sebuah mushaf AI-Quran.
Aku pun lantas berkata dalam hatiku: ‘Ya Allah, aku bersumpah demi kalimat agung-Mu yang tertuang dalam kitab suci AI-Quran ini, jika Engkau memberiku kesembuhan atas penyakit ini maka selamanya aku tidak akan kembali lagi kepada perbuatan dosa yang selama ini aku lakukan ’. Allah pun menyembuhkan penyakitku.

Namun setelah aku sembuh dari penyakitku, justru aku kembali lagi melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang sering aku lakukan sebelumnya.
Aku menuruti hawa nafsuku dan menikmati kenikmatan yang haram. Setan benar-benar telah membuatku lupa akan janjiku kepada Allah.
Aku melakukan perbuatan dosa itu selang waktu yang lama hingga akhirnya akupun kembali sakit yang cukup parah dan sangat dekat sekali dengan kematian.

 Aku pun memerintahkan keluargaku untuk memindahkan aku keruang tengah seperti yang biasa dilakukan ketika aku jatuh sakit, lalu aku meminta putriku untuk membawakan sebuah mushaf Al-quran Seperti yang pernah aku lakukan,
akupun berkata dalam hatiku:‘Ya Allah, aku bersumpah demi kalimat agung-Mu yang tertuang dalam kitab suci AI-Quran ini, jika Engkau memberiku kesembuhan atas penyakit ini maka selamanya aku tidak akan kembali lagi kepada perbuatan dosa yang selama ini aku lakukan ’ Allah pun mengabulkan permintaanku dengan menyembuhkan penyakitku lagi.

Namun justru yang aku lakukan, aku kembali lagi melakukan kemaksiatan yang selama ini aku lakukan. dan aku pun kembali sakit lagi. Aku menyuruh keluargaku untuk memindahkanku lagi ke ruangan tengah rumahku seperti yang engkau lihat sekarang ini,
lalu aku minta diambilkan mushaf Al-Quran untuk aku baca.
Namun ternyata satu huruf pun dari Al Quran tersebut tidak terlihat oleh mataku. Aku tersadar bahwa Allah Ta’ala telah marah kepadaku.

Aku pun lantas menengadahkan wajahku ke langit seraya berkata: ‘Ya Allah, Penguasa langit dan bumi, sembuhkanlah Aku!’.

Tiba-tiba aku seakan mendengar suara berbicara kepadaku:


Sungguh engkau bertaubat dari dosa-dosamu, 
jika engkau ditimpa sakit Lalu engkau kembali kepada perbuatan dosa, 
setelah sembuh Seberapa banyak kesulitan, 
Dia menyelamatkanmu darinya Dan seberapa sering musibah, Dia melepaskannya darimu 
Lalu mengapa engkau menakuti kematianmu? 
Padahal engkau telah berlaku licik kepada-Nya


Manshour bin Amman berkata:

“Demi Allah, tidaklah aku keluar dari rurnahnya melainkan aku telah memperoleh beberapa ‘ibrah (pelajaran). Belum sempat aku sampai di pintu rumahku, tiba-tiba ada yang memberitahuku bahwa temanku itu telah meninggal”.

HIKMAH yang dapat kita petik dari kisah diatas
adalah tentang sebuah Taubat yang selalu dipermainkan karena merasa bahwa diri ini manusia yang disayang oleh Allah karena perbuatan ibadahnya. yang terkadang ibadah yang selama ini kita lakukan terdapat unsur RIYA tanpa kita sadari,
dan ketika kita menghadap kepada Allah hilang semua ibadah yang selama ini kita lakukan didunia siang dan malam.

Maka mari kita sama-sama berdoa agar dijadikan hamba yang selalu bertaubat atas segala kesalahan yang kita lakukan, dan menjadi seseorang yang selalu istiqomah untuk beribadah dijalan Allah, dan tak luput dari itu mari kita sama-sama berlindung dari perbuatan Riya yang hanya merusak segala pahala kita.

Semoga tulisan ini dapat menjadi renungan untuk kita semua jika terdapat kalimat yang kurang berkenan dihati saya mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya

Sumber: (kisahislam.net)